Nama Gampong Keude Trumon terdiri atas dua suku kata yaitu "Keude" dan "Trumon". Menurut Abdul Hanan bahwa kata "Keude" berarti kata-kata yang telah lazim disebut oleh masyarakat Trumon, karena di Gampong Keude Trumon dulu kala sampai saat ini masih banyak terdapat rumah yang berkontruksi kayu yang terdiri dari dua lantai, kalau sekarang disebut Ruko. Adapun Keude tersebut berdiri sejajar di kiri kanan jalan. Adapun kata "Trumon" bermula sewaktu Tengku Djakfar membuka perkebunan Lada di suatu dataran sebelah Utara Singkil, beliau menemukan sebuah sumur tua dan ditepinya terdapat sebatang pohon terong yang dalam bahasa Aceh disebut "Trueng Beneimon". Dari masa ke masa orang lebih mudah dan lebih suka menyebut nama "Trumon". Sejak itulah dataran tersebut terkenal dengan nama Trumon. Demikian cerita yang diterima secara turun temurun.
Sedangkan menurut Nur Insan, bahwa dahulu kala Gampong Keude Trumon merupakan salah satu Gampong yang menjadi pusat perekonomian. Pada masa itu Gampong Keude Trumon terkenal sebagai pusat perdagangan Lada yang merupakan hasil dari Trumon, selain untuk mencukupi kebutuhan dalam Gampong, Lada tersebut juga dijual keluar daerah yang diangkut langsung dengan menggunakan kapal laut.